Selasa, 12 Oktober 2010

PUING-PUING KEHANCURAN..cerita bersambung (story of Gana - karya Cobra Sweat Matoa )








Hutan mempunyai cerita dalam penantian..ditengah hutan tinggalah sepasang suami-istri dan seorang anak gadis bernama Kisar Putri ..


didalam raungan mesin pemotong pohon hutan belantara jauh dari kota dan penuh hamparan lautan yang membentang .. Jackobus Mangu dan Herna Rolo keseharian bercocok tanam dan berburu dengan perangkat seadanya .. sore itu jack berniat untuk berburu karena sang istri dan putri Kisar berharap kepadanya..langkah gembira penuh semangat terbesit bayangan seekor rusa ada digengaman tangan..tak terasa penantian dalam mencari mangsa tak kunjung datang..sehingga berbunyi perut jack terasa lapar..diambilnya keladi hutan kemudian dibakarnya untuk menganjal rasa lapar didalam menunggu buruan yang tak kunjung datang.ditengah hutan yang membentang ketegaran jack pun bersabar..dalam menunggu itu jack pun tertidur ..bising jangkrik,katak dan binatang hutan tak dihiraukan jack dalam tidurnya..hingga beranjak pagi pun jack masih terlelap..tidunya pun terganggu tak kala seekor ular pyton memakan ayam hutan .. teriakan ayam hutan ini yang menyadarkan jack..dengan cekatan mata pemburu jack menebas ular untuk dibawa pulang..


Pagi itu terasa segar dengan memikul buruan berat dalam karung Jackobus Manggu pun berjalan riang kegubuk penantiaan anak dan istri tersayangnya..sesampainya digubuk Jack mendapati kosong tak berpenghuni..Jack " herna...Kisar ayah pulang sayang dimana kalian..ayah bawa daging buruan segar ini..Herna istriku dimana kalian...dengan menaruh karung buruan Jack pun berlari keladang...uff aku pikir kalian dimana dengan memeluk istrinya Jack berbisik "sayang kita makan daging ular enak yoo kita pesta sayang"


dengan senangnya Kisar Putri pun membantu ibu membersihkan dan memotong daging buruan dan ayah pun bertugas mencari kayu bakar tak jauh dari ladang tempat tinggalnya..

Riang gembira tak terhingga diraut wajah mereka..perapian kayu pun disiapkan dengan ubi daun pepaya diolah dalam belanga dengan bumbu seadanya..riang canda keluarga Jack bersenda gurau dalam pengasapan..sambil menunggu Putri bernyanyi..


setelah menunggu beberapa saat buruan itu pun siap disantap dengan seadanya..mmm enak yah tegur sang buah hati...makan yang banyak ya sayang nanti kita kekota membeli bahan dan sesuatu yang kita butuhkan..iy deh ayah..


sore harinya Jack pun mempersiapkan sayur dan buah bahkan ubi-ubian untuk dijual juga sekarung ikan asar yang sudah dipersiapkan sebelumnya.


Keesokan harinya dipagi harinya Jack membangunkan istri dan anaknya...sayang ayooo bangun kita kan mau kekota..dengan semangat dipagi buta Keluarga ini pun melangkah ke ditepi pantai yang tak jauh dari rumahnya..dengan berjalan memikul beban berat dalam karung Jack dan keluarganya menanti kapal boat yang biasa dipakai masyarakat kekota dengan ongkos15 ribu atau senilai 5 buah ubi per orang mereka pun berangkat kekota tujuan untuk berdagang .. sesampainya dikota merekapun bergegas kepasar terdekat kira2 jam 8 pagi..suasana perdagangan pun terlihat dalam pasar sabtu yang memang digelar sabtu pagi hingga sore hari.. 1 ekor ikan asap dijual jack 25 ribu rupiah dengan raut ceriah Kisar membantu ayahnya berjualan .. tak terasa matahari pun semakin menyengat dibadan kira-kira jam 13:00 dagangan mereka pun habis tersisa 2 ekor cakalan asap saja..mereka pun berjalan Jack bertanya kepada Putri kesayanganya..sayang kita belanja yuk..dengan senyum memegang tangan istri Jack pun mengajak makan dikedai warung bakso..


Kisar Putri yang terbelakang dari pendidikan tak meminta apa-apa kepada orang tuanya..dengan uang 543 ribu hasil penjualan dibelikan kebutuhan hingga mencapai 200 ribuan ..dalam perjalanan pulang mereka pun terdiam penuh lelah .. sesampainya dipulau kesayangan Jack pun memasuki gubuknya..keluarga bahagia ini hidup dalam ketidak berdayaan jaman modern..dengan beralaskan anyaman daun pandan yang dibuat tikar mereka pun tertidur pulas dari aktifitas yang melelahkan..


dalam belantara hutan dan suku mereka tinggal sederhana jarak antara kios dengan gubuk mereka pun jau sekitar 1 jam perjalanan kaki..tak ada lampu yang ada hanya pelita yang diisi campuran minyak goreng dan minyak tanah sebagai penerangan mereka









cerita bersambung