Berdiri disudut bak seorang Investor
Dalam jemari berjalan menghitung saham kian kemari
Didalam ruang tertutup baja penguasa jalan pun
Berpentas bak pragawati
Dalam Teriakan mesin
Dan mata yang memerah bak pembalap dalam arena tanpa bayangan
Gelap menerawang pintu pemalang tersenyum menanti hadirmu dalam senyum stasiun menanti
Pahlawan baja
yang memburu dalam
kecapi sang pemusik jalanan menutup muka menyindir
Jakarta-Surabaya berayun dalam kemudi
Berdiskusi dalam perjalanan rel yang menderu tiada henti
Jakarta-Semarang tertegun dalam budaya santun menyapa
Duduk diantara kawan baru bercerita tentang pengembaraan tanpa hayalan
mencakar dikesunyian pagi yang mencekam bertalu dalam mentari yang tertidur pulas
Teriak ayam berkokok membangunkan KA Bisnis Senja Utama yang terdiam membisu dalam ruang tunggu
Penantian itu berakir apa ditangan Muhammad Halik Rusdianto
Apa ada kelalaian Semata
Dan rasa cemas menjadi duka...tawa itu terlepas dalam gengaman
Dan menjadi tawanan duka
Apa menyayangkan operator stasiun petarukan yang tak memindahkan segel atau pemindah jalur kereta, ke jalur satu...
Bangkai besi baja sang pemburu berserakan menjadi tontonan warga
Mengapaaaaaaaa .......
Darah pu Bermandi memerah dipagi hari
Darah pu Bermandi memerah dipagi hari
Bagai tersambar petir disiang hari keluarga korbanpun berteriak histeris dalam mendung berkabut hitam
Pragawati itu pun Terdiam disamping kekasihnya yang telah tiada
Sembari ia menanggis mengusap derai air mata
Perhentian dalam hening dan tangisan perjalanan yang berhenti diPemalang
kisah
Minggu Pagi Dini hari, 03 Oktober 2010
KA Eksekutif Argo Bromo Anggrek Jakarta-Surabaya Pasar Turi bertabrakan dengan KA Bisnis Senja Utama tujuan Jakarta-SemarangKecelakaan KA Masinis Muhammad Halik Rusdianto KA Argo Bromo Jadi Tersangka masih dalam penyelidikan polisi Laporan wartawan KOMPAS Harry Susilo