Hiruk pikuk Kendaraan dan debu berterbangan Silih bergantian
Mengejar Waktu dan Uang
SiKaya , Si lemah Dan petualang Rimba
SiKaya , Si lemah Dan petualang Rimba
Menari melompat katak tak bertulang
Hidup insan sang petualang hanya bagaikan Sampah Hina
Warna itu kusam penuh derita didalam nasi bungkusan dan rokok ketengan
Mencari Sedekah dari keringat pengejar lampu kota
Liar buas tanpa kehidupan nyata yang pahit tak kan terlupa
Aku sampah kota
Bagiku Hidup itu Indah Walau aku makan Dari Sisa-Sisa dan makanan sampah
Aku manusia derita dimana beralaskan tanah beratapkan langit
Aku Dusta bagi Raja Rimba Dikota
Aku tak perduli Dari mana aku dilahirkan
Aku Dosa bagi bagian orang tua merana tanpa Cinta
Aku senyum bermain dihutan kota Berlari dan Tertawa
Pelacur Bagimu Rimba Kota
Ku Makian dan Tak Berarti Aku Manusia Tanpa Nyawa Dan Status Sosial
Aku Manusia Kardus Tidur dimana yang kusuka
Ya kejamnya Ibukota Membuatku melakukan Dusta DAN pura-pura
Aku sipetualang Rimba
Tegar Setegar Tugu Kota
Aku Berkelompok Hidup Saling Mengisi
Bagai Kawanan Ternak Dirumah Penjagalan
Kapanpun Kusiap Mati Seakan Perjuangan Rimba Kota akan kulupa Siapa Diriku dan Moral Tanpa Nurani juga Iman yang telah kujual dipingiran kota demi menyambut kehidupan
Kadang hidup kami Berkejar-kejaran dan kucing-kucingan
Apalah Arti Kami Jika kami hanya dikucilkan
Aku Bisa Tenang Jika Ajal telah Menanti
kisah nyata anak jalanan ibu kota
Mari Sambut Mereka Dengan Senyum
Disadur Ulang Oleh : Cobra Sweat Matoa